
Kebayang nggak, lagi asyik makan tiba-tiba ada lalat yang hinggap di makananmu? Refleks, pasti langsung kamu usir, kan? Tapi tahukah kamu, dalam hitungan detik, lalat bisa aja meninggalkan telurnya di sana tanpa kamu sadari?
Telur lalat di makanan ini bisa membawa berbagai risiko kesehatan yang nggak main-main. Apalagi di negara tropis seperti Indonesia, lalat gampang banget muncul di sekitar kita.
Makanya, penting buat tahu kenapa bisa ada telur lalat di makanan, bahayanya, dan gimana cara mencegahnya. Yuk, simak selengkapnya!
Kenapa Bisa Ada Telur Lalat di Makanan?
Lalat betina bisa bertelur hingga 150 butir sekaligus, dan mereka bisa melakukannya dalam waktu yang sangat singkat. Beberapa faktor yang menyebabkan kenapa bisa ada telur lalat di makanan antara lain:
- Makanan yang Dibiarkan Terbuka: Rentan dihinggapi lalat saat dimasak, disajikan, atau disimpan. Kebiasaan menyajikan makanan dalam kondisi terbuka dapat meningkatkan risiko kontaminasi telur lalat.
- Bau Makanan yang Menggoda: Lalat sangat tertarik pada makanan berbau menyengat, terutama yang manis, berprotein tinggi, atau mulai membusuk. Buah matang, daging, dan makanan laut yang tidak disimpan dengan benar bisa dengan mudah mengundang lalat.
- Kebersihan yang Kurang Terjaga: Dapur yang kotor menjadi tempat ideal bagi lalat untuk berkembang biak. Area makan yang kurang bersih juga berisiko menjadi tempat lalat bertelur, termasuk di makanan yang disajikan.
- Musim Hujan dan Kondisi Lembap: Jumlah lalat biasanya meningkat saat musim hujan karena kelembapan mempercepat siklus hidupnya. Kondisi ini membuat makanan lebih rentan terhadap kontaminasi.
Apa Bahaya Telur Lalat di Makanan Jika Tertelan?
Jika kamu menelan telur lalat di makanan bisa menimbulkan berbagai risiko kesehatan. Meski sebagian besar telur atau larva lalat tidak mampu bertahan hidup di saluran pencernaan manusia, tapi ada beberapa potensi bahaya.
Berikut adalah beberapa bahaya telur lalat di makanan jika tertelan:
1. Kontaminasi Bakteri Berbahaya
Lalat sering hinggap di tempat kotor, seperti sampah dan kotoran hewan, sebelum mendarat di makananmu. Mereka bisa membawa bakteri seperti Salmonella dan E. coli, yang bisa menyebabkan diare, muntah, demam, dan gangguan pencernaan lainnya.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), infeksi Salmonella bisa menyebabkan kram perut, mual, muntah, diare, dan demam. Gejalanya biasanya muncul dalam 12-72 jam setelah terinfeksi.
Sementara itu, infeksi E. coli bisa lebih parah, dengan gejala seperti kram perut hebat, diare berdarah, dan dalam beberapa kasus, bisa menyebabkan komplikasi serius.
2. Intestinal Myiasis (Infeksi Larva Lalat di Usus)
Intestinal myiasis adalah kondisi langka yang terjadi ketika telur lalat yang tertelan menetas dan berkembang menjadi larva di dalam saluran pencernaan. Infeksi ini dapat terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh telur lalat, terutama jika makanan dibiarkan terbuka dalam waktu lama.
Setelah masuk ke dalam tubuh, larva dapat menempel pada dinding usus dan menyebabkan iritasi, peradangan, atau bahkan kerusakan jaringan.
Gejala infeksi ini bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan jumlah larva yang berkembang dalam usus. Selain sakit perut, diare, dan mual, penderita juga bisa mengalami penurunan berat badan serta feses yang mengandung darah atau larva.
3. Reaksi Alergi
Reaksi alergi terhadap protein dari telur atau larva lalat dapat terjadi ketika sistem imun tubuh menganggap zat asing ini sebagai ancaman dan meresponsnya secara berlebihan. Pada kasus ringan, gejala yang muncul bisa berupa ruam kulit, gatal-gatal, atau kemerahan.
Namun, dalam kasus yang lebih serius, reaksi alergi bisa berkembang menjadi angioedema (pembengkakan pada wajah atau tenggorokan). Bahkan di beberapa kondisi tertentu berpotensi menyebabkan anafilaksis atau kondisi darurat yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas, penurunan tekanan darah, dan hilangnya kesadaran.
4. Gangguan Psikologis
Mengetahui telah menelan telur lalat dapat memicu reaksi psikologis, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap kebersihan makanan. Rasa jijik yang intens dapat menyebabkan kecemasan berlebih, stres, atau bahkan gangguan makan, seperti menghindari makanan tertentu karena takut mengalami kejadian serupa.
Dalam beberapa kasus, dampak psikologis juga berpotensi memicu food neophobia atau ketakutan irasional terhadap makanan baru, sehingga dapat berdampak pada keseimbangan nutrisi serta kualitas hidup.
Baca Juga: Rumah Auto Bersih, Ini Cara Menghilangkan Lalat Paling Efektif!
Makanan yang Terkena Telur Lalat Apakah Masih Bisa Dimakan?
Sebaiknya tidak dimakan, karena lalat bisa membawa kuman dari tempat kotor dan berpotensi menularkan penyakit.
Para ahli kesehatan dari University of Sydney menjelaskan bahwa kalau ada lalat hinggap sebentar di makanan, biasanya nggak langsung bikin makanan itu berbahaya. Tapi karena lalat bisa membawa kuman dari tempat kotor, sebaiknya tetap hati-hati, terutama untuk mereka yang termasuk kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, atau orang dengan sistem imun lemah.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan apakah makanan tersebut masih layak dikonsumsi:
- Durasi Lalat Hinggap: Kalau cuma sebentar dan langsung diusir, kemungkinan kontaminasinya masih rendah. Tapi kalau lalat dibiarkan hinggap cukup lama, risikonya meningkat.
- Jenis Makanan: Makanan yang lembab dan hangat merupakan tempat ideal bagi telur lalat untuk berkembang. Makanan seperti nasi, daging, atau sayuran matang lebih berisiko dibandingkan makanan kering atau yang memiliki kadar asam tinggi seperti acar.
- Penanganan Setelah Terkontaminasi: Kalau makanan yang terkena lalat masih bisa dibersihkan (misalnya buah atau sayur), kamu bisa mencucinya dengan air mengalir. Tapi kalau makanan matang sudah dihinggapi dalam waktu lama, lebih baik jangan dikonsumsi.
Apa yang Terjadi Jika Tidak Sengaja Makan Telur Lalat?
Sebagian besar telur lalat akan mati di dalam perut karena asam lambung kita cukup kuat untuk menghancurkannya. Tapi kalau kamu mengalami gejala seperti:
- Diare yang berkelanjutan
- Nyeri perut yang parah
- Muntah-muntah
- Demam tinggi
- Tinja berdarah
Jika kamu mengalami gejala-gejala tersebut setelah diduga menelan telur lalat di makanan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Baca Juga: Loh, Lalat Bisa Melepaskan Kepalanya
Cara Mencegah Kontaminasi Telur Lalat pada Makanan

Mencegah kontaminasi telur lalat di makanan jauh lebih mudah daripada mengobati dampak kesehatannya. Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa kamu terapkan:
- Gunakan penutup makanan atau tudung saji untuk mencegah lalat hinggap di makanan.
- Bersihkan sisa makanan dan jangan biarkan sampah menumpuk terlalu lama.
- Pasang kelambu di jendela, gunakan kipas angin saat makan di luar, atau semprotkan insektisida yang aman.
- Makanan yang tidak segera dimakan sebaiknya disimpan di dalam wadah tertutup atau di kulkas.
- Kalau makanan sudah lama dibiarkan terbuka, sebaiknya periksa dulu sebelum dimakan.
Lalat emang kecil, tapi bisa bawa banyak kuman dan bikin lingkungan jadi nggak sehat. Nggak mau kan, rumah atau usahamu jadi sarang penyakit?
Tenang, ada cara gampang buat mengatasinya. Pestigo siap bantu biar tempatmu tetap bersih dan nyaman.
Yuk, jangan tunggu sampai keburu parah. Hubungi Pestigo sekarang!
Referensi:
- CDC. Diakses pada 2025. Intestinal Myiasis — Washington
- Medical News Today. Diakses pada 2025. The health effects of eating maggots
- The University of Sydney. Diakses pada 2025. Should I throw away food once a fly has landed on it?
- VOI. Diakses pada 2025. The Danger Of Throwing Eggs In Unintentionally Swallowed Foods, Causing Various Health Problems
- Compliance Policy Guide (CPG). Diakses pada 2025. Adulteration with Drosophila Fly Eggs and Maggots