Pernah nggak, kamu lihat hewan mirip kalajengking tapi ekornya lebih kecil dan jalannya cepat banget? Nah, itulah yang namanya ketonggeng. Meski sekilas mirip, dua hewan ini sebenarnya beda banget, lho.
Ketonggeng mudah ditemukan di daerah tropis seperti Indonesia, karena iklimnya sangat cocok menjadi habitat alami hewan ini. Sayangnya, kebanyakan orang yang tinggal di kota sering keliru membedakan antara ketonggeng dan kalajengking. Padahal, kalau diamati cukup dekat keduanya punya ciri-ciri yang beda jauh.
Nah, biar nggak salah lagi mengenali, yuk kita kupas tuntas kedua makhluk kecil ini.
Apa Perbedaan Ketonggeng dan Kalajengking?
Secara bentuk tubuh, ketonggeng dan kalajengking memang punya banyak kemiripan. Keduanya punya capit, badan yang bersegmen, dan ekor.
Tapi kalau diperhatikan lebih detail, perbedaan ketonggeng dan kalajengking cukup jelas kok.
Ketonggeng (Solifugae):
- Ukuran tubuhnya bisa mencapai 5–7 cm.
- Warnanya biasanya gelap atau coklat dan ada kekuningan.
- Nggak punya sengat di ujung ekor (karena memang nggak punya ekor melengkung seperti kalajengking).
- Gerakannya super cepat. Saking cepatnya, banyak orang yang sampai kaget waktu melihatnya.
- Punya dua capit besar di depan (chelicerae) yang kelihatan menyeramkan, tapi lebih berfungsi untuk menggigit mangsa, bukan untuk menyengat manusia.
Kalajengking (Scorpiones):
- Ukurannya bisa lebih besar dari ketonggeng, ada yang sampai 12 cm.
- Punya warna lebih gelap: hitam, coklat tua, bahkan ungu kehitaman.
- Memiliki ekor panjang melengkung dengan sengat beracun di ujungnya.
- Gerakannya cenderung lebih lambat dari ketonggeng.
- Capitnya lebih pipih dan biasa digunakan untuk mencengkeram mangsa sebelum menyengat.
Baca Juga: 7 Cara Ampuh Mengusir Nyamuk Secara Alami
Bagaimana Habitat dan Kebiasaannya?
Ketonggeng dan kalajengking sama-sama aktif di malam hari alias nokturnal. Tapi mereka punya kebiasaan dan tempat tinggal yang agak berbeda.
- Ketonggeng lebih sering ditemukan di daerah kering dan berpasir. Di Indonesia, biasanya muncul saat musim kemarau. Mereka suka bersembunyi di celah-celah lantai, tumpukan barang, atau bahkan di dalam sepatu.
- Kalajengking lebih suka tempat yang lembap seperti bawah batu, kayu lapuk, atau tanah basah. Meski begitu, beberapa spesies juga bisa bertahan di lingkungan kering.
Melansir National Geographic, ketonggeng bisa bergerak dengan sangat cepat dan bahkan disebutkan bisa mengejar mangsanya dengan kecepatan hingga 16 km/jam! Bayangin hewan sekecil itu larinya segitu kencang.
Baca Juga: Ratu Rayap Bisa Bertelur Puluhan Ribu dalam Sehari! Ini Fakta Menariknya
Mana yang Lebih Berbahaya bagi Manusia?
Apakah ketonggeng beracun? Jawabannya tidak. Inilah yang membedakannya dengan kalajengking. Meskipun demikian, kamu tetap harus berhati-hati ketika melihat ketonggeng di rumahmu.
Kalajengking memang punya sengat beracun. Tapi tidak semua spesies kalajengking di Indonesia mematikan. Kebanyakan racunnya hanya menyebabkan nyeri, bengkak, atau iritasi ringan, meski tetap harus diwaspadai terutama untuk anak kecil dan lansia.
Ketonggeng, meskipun terlihat garang dengan capitnya, tidak memiliki racun. Tapi tetap saja, gigitannya bisa bikin kamu kaget karena cukup kuat dan bisa menyebabkan luka kecil atau infeksi kalau tidak dibersihkan dengan benar.
Jadi, jika dilihat dari bahayanya ketonggeng vs kalajengking, kalajengking jelas lebih perlu diwaspadai.
Baca Juga: Kamitetep Sering Muncul di Rumahmu? Ternyata ini Penyebabnya
Bagaimana Cara Mencegah Ketonggeng dan Kalajengking Masuk Rumah?
Rumah yang bersih dan rapi sangat penting lho, supaya hama-hama ini nggak betah tinggal di sekitar kita. Berikut tips sederhana yang bisa kamu lakukan:
- Rutin bersihkan sudut-sudut gelap dan lembap di rumah.
- Hindari menumpuk barang atau kardus berlebihan, apalagi di bawah tempat tidur atau lemari.
- Periksa dan rapikan area sekitar rumah, seperti taman atau halaman belakang.
- Tutup celah dan retakan di dinding atau lantai yang bisa jadi akses masuk mereka.
Baca Juga: Gigitan Kamitetep Bisa Menyebabkan Iritasi dan Gatal
Apa yang Harus Dilakukan Jika Melihat Keduanya?
Nggak usah panik kalau tiba-tiba lihat hewan ini. Panik malah bisa bikin kamu gegabah dan akhirnya tersengat atau tergigit.
Yang penting, tetap tenang dan lakukan hal-hal berikut:
- Jangan sentuh langsung. Gunakan sapu, penjepit panjang, atau alat bantu lainnya buat mengarahkan mereka ke luar rumah.
- Bersihkan area gelap dan lembap. Di balik lemari, bawah wastafel, atau tumpukan kardus sering jadi spot favorit mereka.
- Kurangi tumpukan barang nggak penting. Karena bisa jadi tempat persembunyian yang nyaman buat mereka.
Tapi kalau kamu sudah sering banget lihat mereka berkeliaran, atau malah sampai masuk kamar, mending nggak usah ambil risiko. Serahkan aja ke ahlinya.
Hubungi Pestigo sekarang dan biarkan tim profesional kami bantu mengusir hama dari rumahmu dengan aman dan tuntas. Tim kami sudah berpengalaman dan menggunakan metode yang aman, ramah lingkungan, dan tentunya sesuai standar.
Konsultasi dulu juga boleh kok. Yuk, jangan tunggu sampai makin parah. Pestigoin rumah kamu sekarang!
Referensi:
- National Geographic. Diakses pada 2025. Solifuges (Ketonggeng).
- Orkin. Diakses pada 2025. Scorpions 101.
- Britannica. Diakses pada 2025. Scorpion (arthropod).
- Isbister, G.K., & Fan, H.W. Diakses pada 2025. Clinical Toxicology of Scorpion Envenomation.
- The Spruce. Diakses pada 2025. Solifuges vs Scorpions: What’s the Difference?
- Museum of Southwestern Biology. Diakses pada 2025. Solifugae.